Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday, September 23, 2022

Malam Merapi Merekah

 Waktu menunjukkan pukul 21.17 wib, disini masih ramai orang sedang berkumpul, bermain permainan digital, bersenda gurau sambil minum kopi atau secangkir teh hangat gula batu, dan bertemankan dengan sunyinya jalanan yang terhempas di depan mereka.

 Seketika itu temanku bertanya, kapan aku akan menutup tokoku. Iya, aku adalah penjaga toko tempat bermain permainan digital dan berjualan pulsa kala itu, dan aku mungkin akan menutup tokoku jam 10 nanti. Dan temanku pun berkata dia sudah tidak sabar untuk menyaksikan momen, momen ketika gunung berapi di tempatku akan mengeluarkan lava.

 Ketika itu adalah momen terjadinya erupsi gunung Merapi ( provinsi tempat tinggalku ). Setelah beberapa pekan terdapat semburan awan panas, hujan abu yang berakibat seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, mungkin bahkan seluruh jawa tengah saat itu terpolusi oleh gunung Merapi, tiba pada saatnya suara radio lokal memberitakan akan kemungkinan terjadinya letupan lava Merapi.

 Betapa girangnya bagi beberapa orang yang menggemari akan fenomena alam seperti ini, terutama kami berdua.

 Tiba-tiba temanku berkata,."sudah jam 10 lewat ini, lekas cepatlah, "Sambil sedikit membantu menutup pintu toko dan membereskan beberapa stik yang tercecer dibawahnya, dan aku juga sambil ikut cepat-cepat dalam membereskan semuanya, sampai beberapa barang tak sempat dirapikan.

 Setelah selesai berbenah kami langsung menuju tempat yang baik yang dapat untuk menyaksikan secara jelas luapan lava Merapi. Sebelum kita akan kesana, Kita mampir ke lapangan terbang Gading ( lapangan udara tni AU yang jarang dipakai ), dikarenakan temanku ingin membeli rokok terlebih dahulu dan temanku menyarankan untuk memakai kendaraan bermotornya saja.

 Dan dia pun menyuruhku untuk memboncengnya dengan sambil tersenyum sinis tidak enak, dan aku yang mengernyitkan dahi menahan kesal.

 Sesampai kami di lapangan terbang, kami duduk di tepian selokan jalan sambil merokok dan melihat heningnya malam dan jalanan kala itu. Sama sekali tak terlihat lalu lalang seorangpun di tempat ini. Sempat kami bersenda gurau dan berandai-andai bilamana nanti ada "sesuatu" terus akan bagaimana.

 "Bagaimana  jika di tempat kita duduk ini terus tahu-tahu ada sesuatu, "apa begitu, bagaimana coba?"

 'Yah temanku, paling juga kamu yang kabur duluan daripada aku'..iya kan?'Sudah kebaca dari mukamu, hahahahaha..'

 "Awas ya kalau benar ada terus malah kamu yang kabur duluan" kata temanku.

 Tak selang beberapa lama, perlahan ada suara yang terdengar pelan, sangat pelan, pelan sekali tapi nampak jelas.

'Apa itu teman,.seperti suara binatang liar' 

"Iya benar, jelas banget,.semakin jelas sekali"

"Itu,.lagi lagi terdengar suara yang sama".

'Sebentar sebentar sebentar teman,.bukannya kata orang tua jaman dulu kalau perihal suara gaib itu ( semakin jelas suara yang terdengar, berarti malah semakin jauh kehadiran "mereka", tetapi kalau semakin pelan suara yang terdengar, berarti malah berkemungkinan kehadiran "mereka"semakin dekat dengan kita ) iya kan?'

"Berarti kita masih aman dong kalau begitu?"

'Iya kira-kira begitulah teman..'Mungkin..hehe'..

Perlahan suara itu menghilang, tak terasa waktu semakin malam dan udara semakin dingin.'Ayo teman kita lanjut lihat Merapi, mungkin sudah meletup lavanya'. Dan kitapun melanjutkan perjalanan ke desa sebelah.

 Sesampainya di desa tersebut, baiklah, iya oke lah memang dapat pemandangan luncuran lava Merapi yang terlihat sangat jelas, tetapi apa, kita melihat itu semua tepat di depan tempat pemakaman umum desa setempat. Memang tidak kira-kira temanku mencari tempat untuk melihat fenomena itu?!!'

"Sudahlah tidak usah takut yang penting niat kita bersih, baik, beres, selesai,.iya kan? Kata temannku.e

 Benar benar deh temankiu ini, ya sudahlah, sudah terlanjur dan iya boleh juga, selama niatnya baik okelah bisa dirasa aman.

Sangat syahdu memang, melihat sangat jelas lava yang meluncur diiringi dengan suara suara yang aneh dan sesekali seperti suara ranting patah, atau terjatuh, atau terinjak, atau, entahlah??!"

  Dan akhirnya aku mengajak temanku untuk pulang yang kukira berdekatan denganku karena aku memperhatikan asap rokok yang melintas diatas kepalaku dari arah belakang, eh ternyata setelah aku melihatnya, temanku berada jauh dari tempatku berdiri. Sungguh aku terkejut dibuatnya, Dengan setengah berteriak, dan setengah berbisik "karena takut mengganggu mereka". Aku bergegas memanggil temanku.

Temanku paham lalu menghampiri dan lanjut mengatakan bahwa dia juga ingin pulang, dan dengan santainya dia berkata seperti itu, seandainya dia tahu bahwa temannya baru saja mengalami hal yang diluar nalar manusia.

 Kali ini, temanku yang memboncengku kembali pulang ke toko tempat aku jaga.

 Saat berjalan, jalanan sangat sepi sekali, hening sekali, ya mungkin memang waktunya sih, dan waktu memang sudah menunjukkan pukul 02.26 wib. Tetapi, rasa hening itulah yang mengusik hatiku dan bertanya-tanya,.'kok sunyi sekali ya, rasa, hawa, dan atmosfer kala itu seperti berhenti pada satu titik saja?!!!'

 Sampailah kami singgah ke toko tempat aku jaga untuk mengambil motorku. Dan ketika aku akan menyalakan mesin motorku, temanku berkata" kamu ambil air terus bersih bersih dulu iya, jangan langsung pulang".

 'Lah memang kenapa, orang tinggal mau pulang kok malah disuruh main air dulu?'

 "Kan tadi, habis dari tempat pemakaman, belum lagi waktu di lapangan terbang kita juga sudah sempat mendengar suara yang tidak tidak, iya kan?"

 'Ooooo.,okelah aku ambil air dulu'.

 Selesai ambil air, akupun bergegas menyalakan mesin motorku, dan, lagi lagi temanku memanggilku.

"Sini sebentar aku mau bertanya sesuatu sama kamu?"

'Apaan sih, sudah mau terang nih..'

"Sudah sini lah, kok jawab malahan kamu ini."

'Iya-iya,.apaan sih?'

"Tidak, cuma mau bertanya ( penasaran saja sih, kata temanku ) tadi, waktu kita belok di perempatan jalan, terus melewati gardu pos, ingat tidak kamu?"

'Iya-iya ingat,.apaan sih, buruan ah, mengantuk nih..'

"Syukurlah kalau ingat,.pertanyaanku, KENAPA KAMU MENUNDUKKAN KEPALA SEAKAN ADA ORANG TERUS KAMU MEMBERI HORMAT SAMA ORANG ITU?!!Kenapa?!"

'Lah kamu kok aneh sih, iya memang tadi, waktu lewat situ ada Bapak bapak pakai tongkat berdiri di samping jalan kok, iya aku memberi hormat lah, kan aku anak sopan dok'.

"Nah ini nih, kesopanan yang tidak pas tempatnya ya ini. Soalnya, aku sama sekali tidak melihat ada orang disitu!!"paham! Kata temanku."

'Masya Allah, yang benar ?? waduh..'

"Sudah, sudah, sudah ambil air terus bersih bersih, pulang sana, hati-hati di jalan jangan lupa baca doa, aku juga sudah mengantuk. Kita bahas lagi besok. Kata temanku."

'Okelah iya sama-sama, aku pulang dulu.'

 Selama di jalan aku masih terbersit akan peristiwa yang telah kualami, tanpa henti berdoa, memohon perlindungan kepada Allah SWT supaya dijauhkan dari segala macam keburukan di bumi ini, dan sembari bertanya dalam hati ( ada pertanda apa ya? )

Ya semoga penampakan itu hanyalah kebetulan saja, dan semoga itu adalah tanda yang baik.

 Pagi menjelang, waktu menunjukkan pukul 05.59 wib. Aku masih dengan penat dan rasa kantuk yang sangat. Sayup sayup kudengar suara ibuku mencoba membangunkanku dikarenakan ada gempa dengan skala yang besar dan terjadi cukup lama.

 Iya benar saja, itu adalah momen ( 27 Mei 2006 ) gempa terbesar yang pernah ada, dan tsunami melanda Aceh.

 Gempa yang banyak sekali memakan korban jiwa, banyak yang menderita dan sejarah yang takkan pernah terlupakan oleh siapapun juga.

 













Monday, August 1, 2022

APRIL GO GREEN ECONOMY

 Upaya APRIL dalam mendukung Pemerintah Indonesia menuju Green Economy

 Sebelum membahas lebih jauh tentang upaya dan pencapaian APRIL GROUP dalam penerapan usahanya yang ramah lingkungan, kita akan mengenal lebih dahulu apa itu APRIL GROUP.

 APRIL GROUP adalah salah satu pembuat produk pulp dan kertas terbesar, tercanggih secara teknologi dan efisien di dunia serta ramah akan lingkungan.

 Dengan kondisi alam sekarang yang menjadi "Global warming", pihak perusahaan APRIL berusaha menjaga iklim yang ada agar bisa terwujud 'Nol Karbon' sehingga tercipta lingkungan yang sehat, udara sejuk, tatanan tanah yang stabil, dan keutuhan kehidupan manusia yang produktif terlebih untuk beberapa dekade ke depannya.

 Seperti apa yang sudah digagas tersebut yang diberi nama 'APRIL 2030' pihak APRIL GROUP selalu mengedepankan penggunaan alat produksi, akomodasi, dan kendaraan bebas emisi, serta upaya penelitian untuk perkembangan lingkungan yang sehat dan terwujudnya Sustainability.

 Tidak hanya sampai disitu, pihak APRIL bahkan sangat menjaga ekosistem dan keselamatan hewan yang ada di lingkungan tersebut.Dan belum lama ini perusahaan tersebut mendapatkan penghargaan dari IGA ( Indonesia Green Awards ) pada tahun 2019 silam, serta penghargaan-penghargaan lain yang telah diterima perusahaan APRIL atas pencapaiannya yang luar biasa dalam menjaga ekosistem dan lingkungan yang sehat.

 www.aprilasia.com

 Dilansir dari laman tersebut, perusahaan APRIL merupakan satu gagasan terpercaya dalam pengembangan usaha dengan menjaga pertumbuhan lingkungan sehat dan pekerja yang bertanggungjawab melestarikannya.

 Semoga hal ini tidak hanya ada di perusahaan seperti APRIL GROUP saja, hendaknyalah perusahaan yang lain juga turut serta menjaga kestabilan lingkungan sekitar agar terpelihara, dan tumbuh dengan sehat, berkembang menjadi tatanan lingkungan yang harmonis.

 

Thursday, March 7, 2013

Seorang Lelaki dan Iblis yang Menangis

Lelaki dan IBLIS yang Menangis

A
ku meneguk tehku sampai habis, kemudian meletakkan cangkirnya di meja kecil samping tempat tidurku.Kuletakkan buku yang kubaca.Membuang rasa penat, aku bangkit, berdiri sambil meletakkan tangan di pinggang, lalu membuat gerakan memutar pinggulku ke kiri-kanan.


Gemeretak bunyi tulang punggungku terdengar begitu nikmat.Entah mana yang lebih nikmat, bunyinya ataukah rasanya? Aku tidak mau berpikir lebih lanjut. Ada kenikmatan lain yang ditawarkan alam padaku. Di luar, sinar bulan yang baru mulai muncul menyeruak masuk dari pintu beranda kamarku. Menyeret sendal kamar di kakiku, aku membuka pintu beranda.Maksud hati ingin lebih menikmati indahnya panorama itu, tapi pemandangan lain kontan menyedot perhatian di balik pintu yang terbuka.




Seorang, seekor - atau sesosok - Iblis duduk di beranda...




Kukenali dari dua tanduk di kepala, tubuh telanjang tanpa alat kelamin dan ekor dengan bentuk mata panah diujungnya. Sinar lampu di belakangnya membuat posisinya membentuk seperti siluet the thinker, karya Auguste Rodin.Sesaat, berandaku terasa seperti galery museum Decorative Arts di Paris.Mendadak rasa takut menyelimuti tubuhku.Kuamati lekat mencari tanda-tanda, apakah ini patung?Atau iblis yang sebenarnya?Hah..! Ia mendesah panjang! Dalam keterkejutanku, kucopot sendal kamarku dan kulempar sekuat tenaga ke arahnya. Sendal itu terlalu ringan, dan aku melempar tanpa bidikan yang jitu...


Bukan menampar wajahnya, sendal itu malah menyangkut di salah satu tanduknya..?! Dan itu rupanya tidak cukup mengganggu, apalagi mengusirnya. Bahkan ia tidak bereaksi sedikit pun.Ku tunggu beberapa detik, yang terasa seperti bermenit-menit. Ia tetap tidak bereaksi. Lalu kuputuskan mencoba mengusir dengan teriakan agak keras, " Hush.. Pergi Sana! "


Tapi ia masih disitu.Duduk di ujung kursi berandaku.Aku sejenak ragu. Takut, tapi harus berani. Bagaimana pun aku orang beragama bukan? Orang beragama tidak boleh takut pada Iblis. Tapi harus takut pada TUHAN. Pada ALLAH sang pencipta.Jadi kudekati dia lebih dekat, dan kuulangi teriakan pertama dengan sisa sebelah sandal kamar teracung di tangan kananku. Ia menoleh sedikit, dengan sendal kamar masih menyangkut di tanduknya, membuatku bersiap atas kemungkinan berhadapan dengan kemarahan sang Iblis.


Tapi yang kulihat membuatku terkejut..??Lho?!Ia menangis!!!


Mataku tertumbuk pada matanya yang berair.Bulir air mata tampak satu-satu turun dari sudut matanya.Ia menoleh dengan sudut lebih besar, sehingga wajahnya kini terlihat lebih jelas. Tak terlalu buruk untuk ukuran Iblis, walau tentu saja aku tidak pernah tahu gambaran wajah Iblis sebenarnya.Tapi paling tidak wajahnya tidak seperti wajah-wajah jin atau iblis dalam film Hollywood.Mungkin agak mirip tokoh Sith Lord di Phantom Menace-nya George Lucas, botak, bertanduk, hidung mancung dan mata yang besar, tapi cukup bersih dan cakap."Pergi.. Jangan ganggu!", kali ini seruanku lebih perlahan tapi tetap tegas.


Sesaat ia mengamatiku, kemudian menjawab. Suaranya terdengar agak parau dan kasar."Mengapa?", tanyanya, "Kau begitu takut padaku?"


Tentu saja aku takut padanya. Siapa manusia yang tidak takut Iblis? Tapi seperti yang kukatakan, orang beragama diajarkan hanya takut pada ALLAH, pada TUHAN yang kita sembah. Dan aku orang beragama, jadi aku berbohong padanya, "Aku tidak takut sedikit pun padamu!"Ia mendesah, terdengar seperti desahan kakek-kakek tua."Walaupun aku adalah raja dari kaum-ku? Pemimpin besar dari segala Iblis?"...




"Walaupun kamu raja dari segala raja biang setan di seluruh dunia dan akhirat", jawabku.




Entah siapa yang aku coba yakinkan, dirinya atau diriku sendiri?!."Kau tidak berdusta?", tanyanya...


Aku agak ragu juga untuk menjawab. Berdusta itu dosa bukan? Iblis ini memang sialan. Hanya dalam beberapa detik bercakap dengannya, aku sudah melakukan satu dosa. Atau mungkin dua? Apakah melempar sandal ke kepala sang Iblis termasuk perbuatan dosa?...Entahlah, mungkin nanti aku periksa dalam kitab suci - kalau-kalau ada ayat yang menyatakan tentang itu.Yang jelas, kalau aku menjawab pertanyaannya kali ini, berarti aku sudah berbohong dua kali.Jadi aku diam saja. Agak mengangguk sedikit. Semoga mengangguk kecil tidak termasuk berbohong."Lalu kenapa aku harus pergi?" tanyanya lagi. "Apakah dengan duduk disini sudah demikian mengganggumu? Atau kau demikian benci padaku?"


"Kau Iblis. Bahkan katamu kau raja dari segala Iblis. Tentu saja aku benci padamu. Apa yang kau harapkan? Aku mencintaimu? Edan!"Iblis itu menunduk.


Lalu mulai menangis seperti anak kecil. Tersedu-sedu, kepalanya mengangguk-angguk. Sendal di tanduknya jadi bergoyang-goyang. Pemandangannya agak lucu sebenarnya, tapi segera tertepis dengan kecurigaan yang muncul dalam benakku."Permainan apa yang ingin kau hadirkan padaku Iblis? Hentikan tangismu! Kau bisa membangunkan seisi rumahku!"Setelah menarik napas panjang beberapa kali, isaknya menyurut. Ia menatapku dengan tatapan sedihnya. "Boleh aku minta teh?"Aku tidak habis pikir, tentu saja. Untuk apa seorang -atau sesosok-iblis minta teh? Kecurigaanku bertambah. Pasti -kataku yakin dalam hati- ia sedang merencanakan sesuatu.Apa pilihanku? Menolak? Bagaimana orang yang percaya pada Allah bersikapdalam kondisi begini? Apakah memberi teh pada Iblis adalah satu dosa?Seandainya saja ada malaikat yang hadir di sini, mungkin aku bisa bertanya.Entah benar atau tidak, malaikat itu rasanya seperti polisi di negeriini saja. Saat dibutuhkan, tak tahu kemana rimbanya. Ataukah mereka ada,dan aku saja yang tidak mengetahuinya?Apakah setiap kali Iblis hadir dan menggoda manusia, otomatis malaikat akanhadir pula? Seperti visualisasi pertempuran bathin tokoh-tokoh kartun dalamfilm walt disney dimana ada gambaran sosok bersayap dan sosok bertanduk yangsaling membujuk? Kalau ya, di mana mereka kini?Aku memincingkan mata, mencoba mencari sosok-sosok putih bersayap. Disudut-sudut beranda, di taman pekarangan, di balik selasar. Sekali kusenggolpintu perlahan dengan kakiku untuk mengecek -jangan-jangan ada malaikat dibaliknya-. Tapi tidak ada tanda-tandanya.Jadi aku masuk ke dalam, menghampiri poci teh di meja samping tempattidurku. Kuusap bibir cangkir yang bekas kupakai dengan bajuku, lalu kutuangteh secukupnya, dan kubawa kembali ke beranda."Dengan satu syarat," kataku saat mengacungkan cangkir teh ke depan hidungnya. "Habiskan ini, dan tinggalkan berandaku!""Baiklah." katanya sambil mengambil cangkir yang kusodorkan. Sebaliknya iamenyodorkan sendal kamarku.Aku mengenakannya sambil mengawasi ia menempelkan cangkir ke bibirnya, lalumenyeruput teh yang masih agak hangat itu. Perlahan, dan sedikit sekali. Saat selesai kulihat isi cangkir itu tidak terlihat berkurang.Brengsek, makiku dalam hati. Sekali lagi aku tertipu. Dengan cara minumnyaseperti itu, bisa lebih dari sepuluh kali tegukan ia baru menghabiskan secangkir teh setengah penuh. Berapa banyak lagi tipuan Iblis yang lahir dari kata-kata manusia sendiri?"Terimakasih, hangatnya teh ini sangat melegakan hatiku yang sedang sedih."katanya sambil memegang cangkir itu dengan kedua tangannya, seperti mencarikehangatan di sana."Aku tidak akan termakan permainanmu Iblis." sahutku kasar. "Kebaikankumemberikan teh, jangan kau artikan kelemahan. Jadi sebaiknya kau tetap tutupmulut, cepat nikmati dan habiskan teh itu, serta segera berlalu dari sini.Ini bukan rumah yang menerimamu dengan tangan terbuka."Ia mengangkat tangannya sedikit menahan kata-kataku. "Kau orang baik. Sepertinya kau juga orang taat. Tapi mengapa begitu kasar?""Kepada Iblis tidak ada larangan berkata kasar." sahutku."Begitukah?" tanyanya hampir pada dirinya sendiri. "Yang dilarang bukan perbuatannya tapi kepada siapanya?"Brengsek. Aku sadar kemana arah pertanyaannya. Lebih brengsek lagi, gugatannya memang benar. Dalam banyak hal, perbuatan memang dilarang bukanatas perbuatannya, tapi pada siapanya. Membunuh pun jadi halal ketikadiletakkan pada orang yang pantas untuk dibunuh. Perkara siapa yang kompetenmenentukan pantas-tidaknya, itu adalah perkara lain.Semestinya hanya pemberi kehidupan yang punya kompetensi untuk mencabutnyawa. Tapi bahkan TUHAN pun sepertinya menggunakan sistem perwakilan.Kalau tidak, bukan tangan malaikat yang mencabut nyawa manusia, tapi tanganTUHAN sendiri.Jadi mungkin wajar pula kalau sebagian orang merasa jadi wakil TUHANuntuk mencabut nyawa orang lain. Alasan kafir sudah cukup untuk hilangnyaselembar nyawa manusia. Walaupun sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan sosokpsikopat Jack The Ripper yang merasa jadi wakil TUHAN dan membunuhipelacur.Ah, aku mengusir pikiran-pikiran yang muncul dalam benakku. Aku pastisudah terjebak dalam permainan kata-kata si Iblis. Ia memang pandai. Sangatpandai. Bodohnya aku yang terus membiarkannya berkata-kata."Tahukah kau mengapa aku sedih?" tanyanya."Kau hendak mencobai aku, Iblis?" sergahku. "Jangan kau coba-coba. Aku tidakakan beranjak dari keyakinanku untuk mengikutimu.""Aku hanya bertanya," sahutnya. "Mestinya kau berempati pada mahluk yang tengah kesusahan.""Iblis kesusahan?" kataku sambil sedikit tertawa. "Tentu saja kau akankesusahan sejak kau menantang ALLAH! Dan tidak ada empati untuk mahluk penentang ALLAH."Aku sengaja mengatur nada suaraku agar terdengar sangat sinis."Empati. Memang kau siapa? Untuk korban kejahatan, korban bencana alam, kaumdhuafa, empati tentu saja wajib diberikan. Tapi untuk Iblis macam kau?Untuk manusia sampah masyarakat, penghancur tatanan sosial masyarakat sepertibandar-bandar narkoba atau koruptor saja tidak ada empati untuk mereka.Mereka bukan victim, bukan korban. Mereka adalah pelaku kejahatan.Apalagi kau sumber segala kejahatan manusia!""Bukankah manusia-manusia yang kau katakan itu adalah korban juga?Korban ketidakadilan sosial, korban penindasan politik, korban masyarakat?Bukankah melanggar hak asasi manusia kalau tidak ada sedikitpun empati untukmereka?"Di relung-relung benakku, terbersit pikiran kalau sang Iblis ini mulai terlihat belangnya. Lihat saja, ia tidak lagi menangis, dan mulai mencoba beretorika. Memang benar ajaran-ajaran kitab suci tentang watak sang Iblis.Bayangkan saja, ada Iblis berbicara soal Hak Asasi Manusia! Busuk benar kan?Persis seperti negara adikuasa yang membom negara lain atas nama hak asasimanusia. Persis seperti para pembela agama yang membunuhi manusia lain.Walaupun untuk perihal korban, apa yang dikatakannya benar, tapi manamungkin aku terima begitu saja? Persetan dengan hak asasi manusia! Tohkonsep hak asasi semakin lama sudah semakin bias, seperti juga konsep-konsepdemokrasi, kebebasan, hukum, semua alur dan letaknya sudah sangat campuraduk dalam tatanan hidup masyarakat modern sekarang ini.Entah kapan tepatnya, di masa depan komunisme mungkin malah akanbersandingan dengan theis, dan bukan dengan atheis.Tiba-tiba aku seperti tersadar. Tentu saja! Yang bertanggung jawab atas campur aduknya semua itu, tentu adalah sosok di hadapanku ini! Sang iblis!Jadi bukan manusia yang keblinger. Bukan manusia yang jahat. Tapi sang Iblis!Bukan manusia yang korup, bukan manusia yang pemerkosa, bandar narkoba, maling... Pikiranku terhenti sendiri. Benarkah? Benarkah bukan manusia yang menjadi penjahat? Kalau begitu manusia juga hanya victim? Victim dari kejahatan si Iblis, penipuan si iblis, hasutan si iblis.Iblis ini benar-benar hebat. Apa yang dilakukannya sesuai dengan reputasinya. Lamunanku terhenti ketika Iblis dihadapanku mulai berkata-kata lagi."Dan katamu aku menentang Allah? Itu tidak benar!" Wajahnya lebih menunjukkan raut bingung ketimbang marah."Aku cukup hapal cerita kitab suci tetang pemberontakanmu menantang ALLAH.Kalau kau menolak, dusta memang sudah menjadi sifatmu bukan?"Ia tampak tidak memperdulikan cercaanku."Aku hanya menjalankan perintah ALLAH." katanya perlahan. "ALLAHmemerintahkanku untuk mencobai manusia, untuk menggoda manusia, mengujisejauh mana ketaatannya pada ALLAH. Apakah itu berarti menentang ALLAH?"Ia menoleh padaku dan melanjutkan kata-katanya, "Kalau Iblis menentangperintah ALLAH untuk menguji manusia, apakah ada Iblis yang menggodamanusia? Bukankah semua terjadi atas ijin-NYA? Mengapa manusia harusmembenci aku? Bukankah ini hanya just business and nothing personal."katanya dengan raut tidak berdosa.Sesaat aku ingin memakinya. Tapi ia melanjutkan lagi kata-katanya."Inilah yang aku sedihkan sebenarnya. Mengapa kalian manusia begitu membenciaku. Sedangkan aku hanya bekerja sesuai apa yang diberikan Allah padaku.Apakah kalian tidak tahu kalau aku tidak berkuasa apa-apa atas kekuasaan Allah?"Aku kehabisan kata-kata. Benar-benar sulit melawan pemikiran dan kata-kataIblis. Aku mencari-cari dalam benakku kata-kata dalam ayat suci untuk menjawab sang Iblis.Tapi otakku seperti buntu. Mestinya aku tidak hanya membaca -tanpa memahami-huruf- huruf itu setiap malam. Apakah ada yang bisa kugunakan untuk melawankata-katanya? Kusadari kepercayaan diriku mulai runtuh saat aku tidak kunjung menemukan jawaban yang ampuh.Mungkin seharusnya ada rumusan untuk melawan iblis secara jelas. Untuk menjawab godaan A, bacalah ayat A, untuk jenis godaan B, bacalah ayat B.Pada siapa pula aku harus menuntut-nuntut hal seperti ini. Pada ulama?Pendeta? Guru ngaji? Penginjil? Literasi dalam kitab suci tidak diterjemahkan dalam rumusan ces-pleng model begini. Kita hanya disodorkan pada dongeng-dongeng, cerita-cerita, hikayat-hikayat dan harus menimba sendiri inti sarinya.Berbondong-bondong manusia menjemput undangan sang Iblis karena kehabisan pemikiran untuk menyanggah pertanyaan yang dilontarkan sang Iblis.Bagaimana cara melawan sosok Iblis dan pemikiran-pemikiran hebatnya? DenganIman? Hanya thok percaya pada kekuasaan ALLAH? Bagaimana teknis-praktisnya?Terpikir olehku satu jawaban : Menyebut nama ALLAH. Mungkin mestinya itu yang aku lakukan, tapi alih-alih aku malah melontarkan satu kalimat bentakan, "Hah..! Kau benar-benar raja Iblis. Kepandaianmu memutarbalikkanfakta memang menjadi ciri yang lekat dengan Keiblisanmu."Ia terdiam. Kuharap bentakan itu cukup meneguhkan keimananku. Cukupkah?Menunding orang lain jahat memang lebih mudah dilakukan. Perkara apakah ituakan mendudukan kita jadi orang yang sama jahat, itu lain soal. Yang pentingharus ada penegasan, aku tidak sama dengan kau. Kau penjahat, aku bukan penjahat. Kau maling, aku bukan maling. Kau penipu rakyat, aku bukan penipu rakyat. Pendek kata, kau Iblis, aku bukan iblis.Pikiranku membangun puing-puing keyakinanku untuk menghadapi sang Iblis.Kita perlu kepercayaan diri yang tinggi untuk melawan ketidakbenaran bukan?Tidak salah kalau kepercayaan pertama yang harus dimiliki adalah mempercayaikita berada di pihak yang benar. Apa yang kita lakukan adalah benar-benarbenar. Tanpa itu kita akan selalu berada dalam ambang ambigu. Perkarakebenaran itu versi kita pribadi, masa bodo lah. Toh yang kita lawan adalahsosok kejahatan, dajjal, sang Iblis.Aku mulai tersenyum seiring tumbuhnya keyakinan baru. Kutatap wajahnya lekat-lekat, saat Iblis itu mendongak dan bertanya tiba- tiba."Apakah kau tidak membenci malaikat pencabut nyawa?"Ini seperti sebuah pertanyaan tolol. Mudah sekali menjawabnya, pikirku."Kenapa harus membenci? Ia malaikat! Tentara ALLAH! Mahluk suci yang tidakmau berpaling dari ALLAH. Tidak sepertimu!""Bukankah ia yang mencabut nyawamu?""Ia menjalankan itu atas perintah ALLAH! Itu tugasnya, Bodoh!" Makianku akhirnya terlontar juga di atas ketidaksabaranku."Bukankah aku pun demikian? Aku hanya menjalankan tugas." Sahutnya perlahan."Entah apa kepercayaanmu terhadap ALLAH, tapi semestinya kau tahu bahwarencana ALLAH yang mendudukan manusia - iblis dan malaikat dalam hubunganseperti ini. Kita hanya menjalankan tugas kita masing-masing."Aku terdiam. Percakapan ini pasti akan sangat panjang, dan penuh denganpertengkaran kalau dilanjutkan. Menyebalkan. Walau keyakinanku - bahwa akuadalah sang benar yang tengah melawan sang iblis- tidak surut, tapi aku pikir perlu berpikir secara strategis untuk menghadapinya.Tidak ada gunanya mengikuti perdebatan dengan Iblis. Bagaimana pun ia Iblisdan aku manusia. Apakah manusia berkuasa untuk mengalahkan Iblis? Mestinya,ya. Tapi kekuasaan itu entah derajatnya lebih rendah atau lebih tinggi darikekuasaan sang Iblis untuk menggoda manusia. Aku tidak tahu, dan tidak mau berspekulasi.Melawan kejahatan manusia saja kita perlu berstrategi, apalagi biang segalakejahatan ini. Aku pernah membaca di sebuah buku, gembong kejahatan AlCapone pernah berkata, Jika kamu tidak bisa menang dengan bertarung secarafair, main kotor itu wajib, atau usahakan pihak ketiga menjalankan pertarunganmu.Saat ini tentu saja tidak ada pihak ketiga, karena hanya ada aku dan sang Iblis. Begitupula aku tidak akan bisa menang secara fair. Jadi pilihannya yang tersisa hanya main kotor.Jadi aku berkata perlahan saja."Okelah, kau sedih karena manusia membencimu. Lalu apa maumu?"Ia tampak bingung sendiri. Kepala bertanduknya menggeleng-geleng perlahan."Aku... aku hanya ingin tidak dibenci. Itu saja.""Bagaimana kalau kukatakan aku tidak membencimu. Apakah itu cukup bagimu?"sahutku dengan nada membujuk. Tiba-tiba sebuah ide muncul dalam benakku."Kalau manusia tidak membencimu apakah kau akan terus menggoda manusia, ataukau akan pensiun menjadi Iblis?"Mungkinkah manusia menjadi jalan keselamatan untuk sang Iblis? Sungguh, prestasi besar kalau bisa begitu. Apakah ada bonus pahala khusus untuk manusia yang bisa menghentikan karya sang Iblis di dunia? Tiket langsung menuju surga rasanya pantas untuk ganjaran prestasi semacam ini. Menumpas kejahatan, terdengar heroik sekali kan? Walau dalam prakteknya menggunakan kejahatan lain, tapi gelar orang suci dan bonus tiket itu terlalu menarik untuk dilewatkan. Pantas saja begitu banyak seruan untuk menumpas pemimpin negara yang dinilai kafir.Tiba-tiba ia berkata, "Kalau aku menjadi pengikut ALLAH yang setia, apakah manusia tidak akan membenci aku?"Aku terkesiap sejenak. Ini pertanyaan sulit. Siapa manusia yang mau percaya bertobatnya sang Iblis? Kepercayaan itu barang mahal dalam dunia."Aku tidak tahu." jawabku. "Hati manusia tidak bisa terbaca semudah membacatulisan dalam buku. Panjang-pendeknya akal manusia juga tidak terukur dalamdimensi yang mudah diukur. Lagipula mengapa kau begitu terganggu soal benci-membenci ini?""Manusia memang begitu." katanya. Sedikit tersenyum ia melanjutkan. "KadangIblis lebih jujur dibandingkan manusia.""Hah...!" sergahku pendek."Benar. Iblis tidak pernah menyangkal dirinya sebagai pembuat kejahatan.Tapi manusia tidak demikian bukan? Di hadapan sang KHALIK - pun manusia masihbisa berdusta.""Tidak di hari akhir. Di pengadilan akhirat nanti, tidak akan ada yang mampuberdusta ketika dihadapkan pada sang KHALIK." kataku yakin."Tapi ya, di dunia bukan?" sang Iblis menatapku dengan matanya yang kinitidak berair lagi. "TUHAN, ALLAH tidak hanya menunggu di perhentian terakhir. DIA menyertai manusia sepanjang hidupnya. Apakah kau tidak merasakannya?"Apakah aku merasakannya? Aku tidak tahu pasti. Kadang ada saat-saat ALLAHterasa begitu dekat. Tapi seringkali aku juga merasa tidak ada siapapun di dunia ini. Seperti kalimat dalam film alien-futuristik : we are all alone."ALLAH tidak membutuhkan manusia untuk merasakannya. Ia pasti hadir."Aku terkejut sendiri dengan kata-kata yang terlontar tiba- tiba dari bibirku.Bagaimana pun, itu jawaban diplomatis yang bagus bukan? "Tapi manusia seringberdusta dalam doa, berdusta dalam karya, bicara, kata-kata dan perbuatan."kata Iblis."Atas bujukanmu tentu." sahutku pendek."Atas perintah ALLAH pula tentu." sahutnya tersenyum.Brengsek, aku terjebak lagi. Kusadari upaya main kotorku untuk membujuk sangiblis telah gagal total. Tinggal satu cara menyelesaikan perdebatan tidak bermutu ini."Enough! Cukup. Jangan lagi tebarkan kebohongan-kebohongan di berandaku ini.Silahkan kau habiskan tehku, dan pergilah cepat. Dan satu lagi." Kataku dengan nada keras. "Jangan coba-coba kembali kesini. Lain kali aku akan memakai sepatu boot." kataku mengancam.Aneh tapi nyata, ancaman itu efektif. Sekali lagi aku teringat sebaris kata-kata dari buku tentang gembong mafia Al Capone, "Kata- kata manis dan senjata akan mendatangkan lebih banyak hasil, dibandingkan kata-kata manis."Iblis itu meneguk teh dalam cangkir dengan satu gerakan. Ia mengulurkan cangkir itu ke tanganku, tapi menahannya saat aku akan mengambilnya."Apakah kau masih membenci aku?"Aku terdiam sesaat. Harus ada jawaban yang tuntas untuk sang Iblis. Jadi aku katakan saja, "Walaupun kita sama-sama mahluk ALLAH, tapi kita berbeda. Membencimu adalah dalam koridor tugasku sebagai manusia dan penyembah ALLAH. It is just business, nothing personal."Ia terdiam. Lalu dalam sekejap ia hilang tak berbekas. Jam besar di dalam kamarku berdentang. Aku membereskan cangkir bekas sang Iblis, dan kembali ke tempat tidurku. Tepat saat aku menarik buku yang kubaca kepangkuanku, pintu kamarku terbuka.Suster Mary masuk sambil membawa nampan peraknya. "Waktunya minum obat, pak!" katanya sambil tersenyum dan menyodorkan obat itu kebibirku.

Indahnya Kejujuran Cinta

Mengerti akan sesuatu bukan berarti mampu untuk mengatasi sesuatu itu sendiri..menjalani kebingungan takkan usai tanpa adanya ketegasan dalam menyikapi masalah.......

Aku tak mengerti kenapa ini bisa terjadi dalam perjalanan cintaku, awalnya kurasa ini bakal biasa saja..biasa dalam artian kata, menjalani cinta dengan seseorang tanpa ada masalah dari pihak ketiga.

2 bulan berjalan, mengenal orang tuanya, akrab dengan adik-adiknya..tak menjamin bahwa aku akan dapat diterima dengan lapang dada oleh keluarga orang yang aku cintai.Mengetahui kemauan keras dari kedua orang tuanya agar anaknya menjauh dariku adalah suatu pukulan terberat dalam hidupku..

Sekalipun bukan pertama kalinya juga aku menjalani cinta dengan seseorang,tetapi baru kali ini sebenar-benarnya aku merasakan tentangan dari orang tua., tak penat ku berusaha untuk meyakinkan kedua orang tuanya melalui anak ini agar mereka mau dan bisa menerima aku apa adanya adalah hal yang berat,teramat berat buatku..

Kekolotan mereka dalam berpikir, sugestif akan hal-hal yang diluar rasional , pemaksaan kehendak kepada anaknya...tetap tak menyurutkan niatanku untuk melunakkan hati mereka..

Yaa..sebenarnya paham akan diri sendiri sih, akan apa yang "terlihat" pada diriku.Seseorang yang terlahir dengan tunadaksa, menjadikan orang lain akan berpikir beberapa kali untuk mengenalku,.terlepas itu.."its fine.."

Apa daya..setelah sang anak juga berusaha untuk melunakkan pola pikir kedua orang tuanya.,ternyata tetap juga tidak merubah keputusan mereka..dan bahkan sang Bapak mengatakan kalau masih bersama diriku,dia akan dianggap bukan anaknya lagi..???hmm..............


" WHAT A LOVE " ...thats yang hanya aku bisa keluhkan tentang hal ini..tak lebih dan tak kurang.Entah mau bagaimana lagi mengatasi pemikiran kedua orang tuanya..??si anak menghendaki aku untuk masih dan masih terus mau berusaha melunakkan hati kedua orang tuanya.

" ULTIMATUM "..itulah yang membuatku gidik untuk mencoba terus..Ultimatum yang selalu terngiang di kepalaku...,alangkah tega dan dosanya diriku andai aku memaksakan keinginanku untuk tetap menyanding anak ini...lagi2...hmmmm.....

Seiring berjalan waktu,.aku tetap mencoba untuk menghargai orang tua kekasihku, perlahan mulai menjaga jarak dengan dia, perlahan mulai mencoba mengenal wanita lain dan berusaha sejujur mungkin untuk menjaga jarak itu..sakit..sakit memang, tapi.. apa lagi yang bisa dilakukan terlebih orang sepertiku yang notabene dianggap tak baik bersanding dengannya.

Beberapa kali kukatakan sama dia, " carilah orang lain yang bisa diterima orang tuamu, yang bisa membuatmu lebih nyaman, yang bisa membahagiakanmu kelak.Tetap saja anak itu tak mau melakukannya, malah..setiap kesini malah semakin sayang dan perhatian denganku..hmm..

Dan seiring waktupun, "aku berbuat jahat" sama dia, kukenalkan sesekali teman wanita baruku sama dia, tak terbersit sekalipun akan sikapnya,."luar biasa".,dia hanya tersenyum dan menjabat tangan teman wanitaku itu, malah bersikap ramah dan sopan..

Tak penat dengan apa yang terjadi, tak ingin lebih menyakiti kedepannya, tak mau mengecewakan banyak orang..maka akupun melakukan usaha terakhir.."

Kesabaran anak ini begitu indahnya.,dia rela menerima kenyataan pahit bahwa aku..mengambil keputusan akan melamar orang lain..??

Tuesday, December 9, 2008

Psikologis Pola Pikir

Berawal dari rasa/perasaan seorang manusia melakukan banyak hal.Suatu tindakan yg bersifat pribadi hingga berkaitan dengan pihak kedua atau orang lain dan pihak lainnya.Manusia lahir,tumbuh,dan berkembang serta beradaptasi dengan lingkungan yang kemudian bersosialisasi dalam masyarakat. Pernahkah anda merasa bahwa sesekali waktu ketika anda berbicara tentang rasa tersebut tiba2 muncul suatu pemikiran atau pola pikir yg luar biasa menentang dari keinginan atau sebaliknya mungkin anda akan merasa saat anda sedang dalam keadaan tenang untuk berpikir tiba2 rasa anda menghendaki hal lain yang tidak sesuai dengan apa yang anda pikirkan saat itu. Mengerti dan mengakui dengan keragaman yang ada secara agama,kultur,bahkan aturan2 yg diterapkan tiap masing2 daerah,wilayah,negara bahwa kita ada,hidup,dan berkembang biak atas dasar satu yaitu azas Ketuhanan dimana setiap orang meyakini tiap hal,tiap tindakan disitu ada peran Tuhan yg menyertai. Seperti halnya ketika tadi kita berpikir kemudian muncul dengan tiba2 rasa yg aneh,mungkin rasa dimana terkadang kita sendiri entah menyadarinya atau tidak,suka atau tidak itu ada dan tidak jarang melawan kehendak pemikiran kita tetapi terkadang juga menolong kita dalam mengambil sikap ataupun keputusan dalam hidup.Benarkah Tuhan berperan serta dalam hal itu,dalam hal apakah Tuhan berperan.dalam hal pemikirankah ? Atau dalam hal rasa yg kita miliki ? Pernahkah anda merasa bahwa suatu pemikiran mempunyai peran lebih daripada perasaan atau mungkin sebaliknya. Mungkinkah mereka berjalan berdampingan ? is it possible ? ya mungkin manakala pikiran dan perasaan berjalan pada dua tujuan yg sama. Itulah pemikiran,kebanyakan orang mengatakan bahwa pemikiran itu komplek seperti halnya kehidupan yg kita jalani dan mengkaitkan perasaan itu sebagai sesuatu hal yg sensitif atau bisa disebut sisi lsain dari kehidupan itu sendiri.saat perasaan berjalan mendahului pemikiran,seringkali kita bersifat lemah dan pada saat pemikiran berjaln mendahului perasaan seringkali kita diangap kejam. Menyelaraskan antara pemikiran dengan perasaan itu tidaklah begitu sulit.Mungkin bagi sebagian besar orang untuk membayangkannya saja sudah malas karena dianggap tidaklah mungkin. Banyak dari kita sering meng"kasta" kan kedua hal tersebut gender,dengan contoh bahwa manusia yg sering mengutamakan perasaan adalah wanita sedangkan yg sering menggunakan pemikiran adalah pria.Benarkan ? Apakah memang benar kalau pemikiran itu identik dengan apa yg disebut sebagai nalar atau logika,benarkah perasaan itu ter-identik dengan kebalikannya atau sering dikatakan tidak berlogika dan hanya merasa atau menggunakan rasa saja.Mungkinkah pemikiran seseorang didasarkan tanpa logika melainkan atas dasar rasa saja dan perasaan yg timbul itu bukan karena rasa saja tetapi perasaan itu timbul karena logika atau suatu penalaran ? Menurut saya pribadi atas sepengetahuan dan sepengalaman saya baik karena telah bertemu banyak hal,orang ataupun dikarenakan telah banyak membaca buku2 yg menjadi referensi mengatakan bahwa kedua hal tersebut baik antara perasaan atau pemikiran bisa saling berimbal balik,hal tersebut didasarkan atas apa yang sudah ada sekian lama di alam semesta yaitu energi dimana dalam salah satu falsafah mengatakan kaitan energi yang satu dengan yang lain tersebut saling mengisi. Bayangkan runtutan kejadian di alam semesta ini dari tingkatan yg terbesar hingga ke tingkatan yg terkecil atau apa yang disebut energi.Seperti halnya manusia yang tak akan lepas tiap langkah hidupnya baik tentang bicara hingga perbuatan dari pemikiran dan perasaan tiap manusia itu sendiri.Dalam salah satu karya Anthony Robbins dalam bukunya yg berjudul "Unlimited Power" dikemukakan bahwa manusia memiliki dua akan kuasa atas dirinya sendiri.atas segala hal seperti rasa hingga pemikiran,manusia mampu untuk mengendalikan keduanya bukan membuatnya berjalan sendiri2.Tetapi masih saja banyak dari kita yang kurang menyadarinya,menyadari bahwa sebenarnya tanpa harus mengandalkan "fasilitas hidup"kita bisa meraih,berbuat,mendapatkan apa saja atas keinginan kita.Katakanlah seperti keyakinan akan beragama pada diri kita,bayangkan jika kuasa itu adalah keyakinan..hanya saja kita terapkan dalam hal lain dalam kehidupan.Dalam diri tiap manusia terdapat banyak hal yang luar biasa nyata dan hebat dan itu seringkali disangkal oleh diri kita sendiri. Mengetahui bahwa dalam hidup itu terdapat banyak sekali peristiwa yang kompleks dan terkadang tidaklah beraturan,hal itu sering membuat kita merasa bahwa hidup itu sulit.Bagi beberapa orang yang menyadari hidup itu ada sudah sebagaimana mestinya,hal itu akan mengarahkan kita pada rasa ingin berusaha dan terus berusaha tanpa kenal lelah untuk memperbaiki struktur pola hidup kita.Bagaimanakah kita bisa mengetahui terlebih menyadari bahwa hidup terarah sebagaimana mestinya,semestinya lah kita harus mengalami dahulu hal2 yg sering kali kita jumpai dalam hidup seperti kesenangan ataupun kepahitan, dan itu akan kita alami secara berkala dan bergantian.Wajib itu hukumnya atas apa yg dialami oleh manusia akan kedua hal tersebut layaknya siang dan malam, adanya kebaikan dan keburukan.
Berawal dari suatu peristiwa itulah kita akan terdewasakan, terbentuk dan kita akan bisa memilah mana yang baik atau mana yang buruk menurut versi kita masing2.
Yang akan saya tekankan disini adalah, bagaimana cara kita untuk menghadapi peristiwa2 dalam hidup dengan cara yg bijak. Yang harus anda lakukan adalah ketika menerima suatu kepahitan dalam hidup,bisakah anda merefleksikannya seketika itu juga dengan suatu kesenangan ? Saya rasa anda akan menjawab bahwa hal itu tidaklah mungkin,mana ada ataupun bisa seseorang yang sedang dalam keadaan depresi tiba2 menjadi senang seketika itu juga, dari mengalami hal yg dirasa pahit terus langsung tergantikan begitu saja dengan kesenangan seperti menjentikkan kedua jari ? Bisa !! dan mungkin sekali untuk melakukan hal tersebut bagi kita semua.Cobalah saat anda sedang dalam keadaan sedih anda duduk dengan tegapnya dan angkat kepala anda seolah anda sedang melihat sesuatu di atas langit2 anda..apa yg anda rasakan ? Masihkah anda merasakan sedih atas kesedihan yg anda rasakan ? Masihkah anda terhanyut di dalam kesedihan anda ? Masihkah anda merasakan emosi yg mendalam ? Masihkah ? 
  "Seorang pelaku yg hebat bukanlah dari seberapa besar yg dia kerjakan tetapi dari bagaimana cara dia mengerjakan sesuatu hal hingga hal itu berarti bagi banyak orang." ( no name )
 Keinginan mendasar pada tiap manusia adalah memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan dalam hidup sehari-hari.Saat kita merasa bahwa kita kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut entah hal itu diukur dari segi finansial ataupun dari segi spiritual baik secara naluriah dan rasa kita akan mengalami apa yang dinamakan depresi.Mengerti dan menyadari akan hal itu kemudian kita berusaha untuk memasukkan keyakinan kita atas apa yang sudah kita pelajari sebelumnya tentang kemampuan atau kuasa diri atau pengasaan kendali terhadap diri yang lalu terus kita terapkan hal itu pada saat kita mengalami depresi,disitulah kesenangan akan muncul dengan sendirinya karena kita telah merefleksikannya dari kesedihan menuju pola pikir yg sehat yaitu "pengendalian diri".
Semoga dengan adanya kesadaran kita yang seperti ini akan membangun pemikiran baik dan dapat menjadi dasar agar kita selalu berbuat baik kepada sesama manusia.

Thursday, November 6, 2008

Greatest Moment...,

Terkadang ada saat-saat dalam hidup,

Ketika engkau merindukan seseorangbegitu dalam, hingga engkau ingin mengambilnya dari angan-anganmu, lalu memeluknya erat-erat!

Ketika pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka;tetapi, seringkali kita memandang terlalu lama pada pintu yang tertutup hingga kita tidak melihat pintu yang lain,yang telah terbuka bagi kita.

Jangan percaya penglihatan; penglihatan dapat menipu.Jangan percaya kekayaan; kekayaan dapat sirna.Percayalah pada dia yang dapat membuatmu tersenyum,sebab hanya senyumlah yang dibutuhkanuntuk mengubah hari gelap menjadi terang.

Carilah dia, yang membuat hatimu tersenyum.Angankan apa yang engkau ingin angankan;pergilah kemana engkau ingin pergi;jadilah seperti yang engkau kehendaki,sebab hidup hanya satu kali dan engkau hanya memiliki satu kesempatan untuk melakukan segala hal yang engkau ingin lakukan.

Semoga engkau punya cukup kebahagiaan untuk membuatmu tersenyum, cukup pencobaan untuk membuatmu kuat,cukup penderitaan untuk tetap menjadikanmu manusiawi, dan cukup pengharapan untuk menjadikanmu bahagia.

Mereka yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki yang terbaik dari segala sesuatu;mereka hanya mengoptimalkansegala sesuatu yang datang dalam perjalanan hidup mereka.
Masa depan yang paling gemilang akan selalu dapat diraih dengan melupakan masa lalu yang kelabu;engkau tidak akan dapat maju dalam hidup hingga engkau melepaskan segala kegagalan dan sakit hatimu.

Ketika engkau dilahirkan, engkau menangis sementara semua orang di sekelilingmu tersenyum.
Jalani hidupmu sedemikian rupa, hingga pada akhirnya engkaulah satu-satunya yang tersenyum sementara semua orang di sekelilingmu menangis,

Jangan hitung tahun-tahun yang lewat, hitunglah saat-saat yang indah..

dan..

Hidup tidak diukur dengan banyaknya napas yang kita hirup;

Melainkan dengan saat-saat di mana kita menarik napas bahagia!

Tuesday, November 4, 2008

Magnificent...

Here the Story........

Di sebuah geladak kapal berdiri seseorang dengan berpenampilan menarik,rapi..rapi sekali.Berpakaian jas lengkap dengan pakaian jas dalam,orang itu berdiri termenung sendirian...Adi...ya Adi namanya,lengkapnya M.Adi Nugraha,Mohammad Adi Nugraha (nama yg bagus bukan sesuai dengan kepribadiannya yg menarik).Sambil melihat gelapnya malam Adi berpikir apa yg hendak dilakukannya di pinggir geladak kapal itu,dia mulai menaikkan kakinya dan mengarahkan tubuhnya pinggiran pegangan geladak....ya seperti apa yg kita pikirkan ?!dia akan menerjunkan dirinya ke laut...??Bunuh Diri ?!Alasannya...??!Ternyata dia merasa muak akan hidup yg dia alami,keluarganya hancur dan anak2nya merasa bahwa kesalahan itu terjadi dikarenakan kesalahan Ayahnya.Adipun juga merasa bahwa dia bukanlah Ayah yg baik karena dia tidak bisa menjaga keutuhan keluarga.Tanpa pikir panjang dia mencondongkan badannya....dan...*#&^
Seiring berlalunya waktu tak terasa apa yg dia jalani tak hanya dan tak lebih dari kehampaan belaka..mau gimana?!Seseorang yg telah mempercayakan hati dan jiwanya sepenuhnya kepada orang laen tapi ternyata kepercayaan itu tersia-siakan.Apa yg dia kenal atas istrinya selama ini dia anggap sosok yg terbaik yg pernah dia kenal,dia cintai,dan dia sayangi.
Hhhh...dengan bermalas-malasan Adi menyangga kepalanya dan berkata dengan ditinya sendiri.."Apa yg kurasa,apa yg kuketahui,apa yg kulihat selama ini hanyalah ilusi..ilusi!!"Dia telah salah dalam menilai istrinya..sebenarnya dia telah lama mengetahui perbuatan istrinya,tapi dikarenakan dia yg awalnya beranggapan mungkin masih bisa mempertahankan keutuhan rumah tangganya dan kenyataaan istrinya tetap tidak mau mengubah tingkahnya...Adi akhirnya beritikad untuk menceraikan istrinya.Berkali-kali Aji menanyakan tentang perihal perselingkuhan kepada istrinya namun tetap saja si istri tidak mau mengakuinya...karena geram atau entah apa...suatu ketika Adi sengaja ingin menjebak istrinya dengan asumsi agar si istri mau mengakui dan memberikan penjelasan kepadanya,Adi menyuruh salah seorang temannya untuk menguntit kegiatan istrinya selama beberapa pekan terakhir ini.Alhasil dengan bantuan temannya Adi bisa mendapatkan rekaman istrinya saat berdua dengan selingkuhannya...
Setelah mendapatkan rekaman itu Adi hendak mempertanyakan perihal apa yg terjadi selama ini.Adi telah bertemu dengan istrinya..dia akan menanyakan sekali lagi kepada istrinya..."Apakah kau selama ini telah membodohiku?..Apakah kau selama ini telah berselingkuh?..(karena sedikit emosi dia langsung menanyakan perihal selingkuh itu)."Tidak jawab si istri..(yg masih saja berdalih dengan harapan Adi akan mempercayainya..lagi..)begitu banyak alasan yg keluar dari mulut si istri..Adi sedih..sangat sedih..kenapa orang yg selama ini dia cintai tega berbuat hal itu dan kini meski tanpa sepengetahuannya Adi telah mendapatkan bukti dia masih saja berdalih.Tanpa pikir panjang seiring dengan berbagai macam alasan yg keluar dari mulut istrinya Adi memperlihatkan hasil rekaman perselingkuhan itu..
Diam..kaget,heran,merasa aneh..ya..si istri terdiam sejenak dengan berbagai pertanyaan.Adi menekankan sekali lagi tentang apa yg dia perlihatkan kepada istrinya..tanpa mengeluarkan sedikitpun kata-kata..si istri akhirnya meninggalkan ruangan dimana mereka berbicara.Keesokan harinya mereka bertemu lagi..Adi mulai membicarakan satu topik,kali ini bukan tentang apa yg mereka bahas semalam tapi lebih dari itu..Adi membicarakan tentang perceraian!!Ya..perceraian..setelah sekian tahun lamanya hal itu terpendam dalam hati karena dia tidak berani ataupun masih menganggap bahwa dia masih mencintai istrinya dan begitu berartinya bagi dirinya.Akhirnya kini dia berani mengungkapkan apa yg dia tahan selama ini..
Tanpa berpikir panjang si istri menyetujui apa yg Adi kehendaki..entah itu karena dia merasa malu atas kejadian semalam dengan diperlihatkannya rekaman perselingkuhan dia dengan seseorang atau memang dia menyetujui atas dasar keinginannya sendiri..yg jelas dia menyetujui perceraian itu.Mereka dengan masih saling berargumen emosi masing-masing menandatangani surat perceraian itu.Anak-anak mereka kaget dengan keputusan orang tuanya tentang perceraian itu.
Bagi kedua anak mereka Gretha dan Mulya keputusan tentang berpisahnya kedua orang tua mereka adalah suatu keterkejutan yg teramat sangat..hanya saja laen untuk Mulya..dia cenderung terdiam melihat peristiwa itu..dan laen lagi dengan Gretha,dikarenakan selama ini dia dekat dengan ibunya..sehingga dia menuduh dan menyalahkan ayahnya atas perceraian itu.
Setelah peristiwa perceraian itu kehidupan rumah tangga Adi agak sedikit berbeda sekarang..btw pada dasarnya terjadinya perceraian dalam keluarga mengubah setidaknya beberapa pola pikir yg entah itu berimbas pada anak ataupun orang tua,tetapi jangan salah..perubahan itu tidak selalu dalam bentuk negatif tetapi jg bisa mengubah kearah yg positif.Adi semakin lesu menghadapi dan menjalani hidupnya..tiap harinya dia dirundung oleh rasa bersalahnya..terhadap anak-anaknya,terhadap dirinya sendiri.Ya itulah alasan selama ini kenapa Adi berulang-ulang kali melakukan percobaan untuk bunuh diri...
Beberapa tahun terakhir semenjak peristiwa perceraian itu segalanya menjadi benar-benar berbeda dalam tiap langkah hidupnya..sampai pada satu ketika saat Adi duduk dengan lesu,jenuh..di depan screen komputernya..Adi mencet sana mencet sini surf di internet....kemudian dia mencoba cek dalam salah satu komunitas yg dia ikuti dalam 2 hari ini..hmm..tanpa dia duga sebelumnya ternyata ada seseorang yg invite....dengan nickname yg dia rasa itu adalah seorang wanita,Adi langsung membalasnya tanpa ada keraguan sedikitpun.Adi menanyakan identitas asli inviter tsb..dengan awalan kata yg sopan.."May i know your real name,please?"Inviter itu membalasnya.."Real name or unreal name?"..spontan Adipun tersenyum kecil.."Real name,please?".."n where u came from?".."Wuri,Hj.Wuri Hanadiarti Notaris,PPAT..Jakarta Selatan".
Sebuah nama baru telah muncul..ya..Hj.Wuri Hanadiarti Notaris,PPAT..terlihat dari namanya terkesan orang itu adalah orang yg tegas,mandiri,dan penuh percaya diri yg tinggi..Akan kita bahas ttg siapa Wuri Hanadiarti ini..
Seorang ibu rumah tangga dan mempunyai usaha sebagai Notaris dan PPAT yg bertempat menjadi satu dengan kediamannya,single parent dengan ketiga orang anaknya..satu cowok dan dua perempuan.Wuri bercerai dengan suaminya hampir sama persis dengan Adi alasannya..ya..suami Wuri berselingkuh dengan wanita laen,bahkan dalam kasus ini sering terjadi penganiayaan terhadap istri dan jg terkadang anak..kurang lebih selama 17 th lamanya rumah tangga Wuri diisi oleh hal2 yg kurang menyenangkan..dan akhirnya karena sudah dirasa keterlaluan Wuri mengajukan permohonan cerai kepada suaminya.Setelah mereka bercerai..Wuri merasa seakan bisa bernapas lega,begitu pula dengan ketiga anaknya.Tanpa mereka sadari ternyata kehidupan itu berjalan lebih baik setelah perceraian ketimbang jauh sebelum perceraian itu terjadi.
Beberapa lama ini Wuri juga sedang mencari sosok yg mungkin sekiranya bisa mengisi lagi hati yg telah lama kosong..meski pernikahan itu ada dalam kurun waktu yg cukup lama..17th..tapi tiap harinya terisi oleh kehampaan belaka.Itulah alasan mengapa Wuri mencari-cari siapa tahu ada yg bisa mengisi kekosongan hatinya..kesana-kemari,surf di internet,kenal dengan beberapa sosok dan karakter pria..tidak ada satupun yg bisa dianggap cocok oleh Wuri..tidak satupun.
Hj.Wuri Hanadiarti..satu sosok yg dirasa tegas,tipe orang yg independent,periang..hmm..menarik sepertinya hanya terlihat dari namanya terkesan seorang Wuri bukan orang biasa dalam arti dia seperti seseorang yg mempunyai garis keturunan yg menarik.Terlepas dari kesan yg tertera dari namanya seorang Wuri adalah sebagaimana wanita laen yg juga membutuhkan adanya kasih sayang.
Sampai suatu ketika Wuri melihat-lihat satu komunitas dimana disitu Wuri menjadi membernya..hmm..looking for around..masih mencari-cari..ada satu nama yg membuat Wuri tertarik...Adi..hmm..seperti apa ya kira-kira orangnya?
Wuri click nama itu 'n..wow..person yg Wuri click ternyata langsung merespon ajakan dari Wuri.Ya..Adi..spontan Wuri pun jg merespon..memberanikan diri untuk bercanda malahan.Segala pertanyaan yg dilontarkan oleh Adi dijawab oleh Wuri dengan sedikit rasa bercanda.Mereka saling mulai mengenal satu sama lain..memperkenalkan identitas masing2..entah kenapa mereka berdua merasa sama2 senang..seolah-olah seperti sudah mengenal lama..timbul sedikit keceriaan dari kedua wajah mereka yg kemudian tersusul oleh kerutan pada dahi mereka tatkala masing2 mulai menceritakan kisah hidup mereka..Adi menceritakan bahwa dalam pernikahannya dia telah salah menilai orang hingga dia merasa dibohongi oleh istrinya.Begitu puila dengan cerita Wuri tentang pernikahannya yg berakhir dengan perceraian dikarenakan perselingkuhan,penganiayaan yg dilakukan oleh suaminya terhadapnya.Sampai pada akhirnya mereka saling terbuka satu dengan yg lain dan tanpa mereka sadari hal itu membuat mereka menjadi semakin akrab dan akrab saja..
Berawal dari perkenalan itulah mereka mulai mencoba untuk terbuka satu dengan yg lain..perlahan tapi mereka rasa pasti..Adi mulai bercerita tentang kisah percobaan bunuh dirinya kepada Wuri..betapa terkejut dan heran Wuri mendengarkan hal itu,karena dalam pemikiran Wuri betapa bodohnya seseorang yg melakukan hal2 semacam itu.Mulai pulalah Wuri mengingatkan Adi akan betapa bodohnya apa yg dia lakukan,betapa hinanya terlebih dimata Sang Pencipta..dimata Sang Khalik.